Senin, 29 Juli 2013

askeb neonatus



BAB I
PENADAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Pemerintah telah mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan dengan ujung tombak pada Puskesmas-puskesmas pembantu, bidan di desa dengan Polindesnya, Posyandu, dukun terlatih, dan rumah sakit tipe C yang dilengkapi dengan empat spesialis.
Adapuan angka kematian ibu di Indonesia sekitar 6 – 8 / 1000 dan angka perinatal 20 / 1000 persalinan hidup (Ilmu kebidanan, Sarwono, 2002 ; 14)
Perkiraan persalinan sebanyak 5.000.000 orang pertahun, maka jumlah kematian ibu pertahunsebanyak 20.000 saaampai 22.000 orang.
Sedangkan angka kematian perinatal 28.000 saaampai 30.000 orang setiap tahun. Kematian ibu dan perinatal ini tertinggi di ASEAN. (Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan daan KB untuk pendidikan bidaan, Ida bagus gede manuba ;1998 ; 334).
Penyebab kematian janin dapat dibagi amenjadi 4 golongan yaitu kemaatian sebelum umur hamil 20 minggu, kematian janin antara umur hamil 20 – 28 minggu, kematian janin setelah umur 28 minggu atau berat diatas 1000 gram, kematian yang tidak dapat digongkan. (Ilmu kebidanan, Penyakit kandungandan KB bagi pendidikaan bidan ; 1998 ; 332)           

B.     Tujuan
  1. Tujuan Umum
Dengan dibuatnya laporan asuhan keperawatan kebidanan pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (BBLR) ini, diharapkan mahasiswa dapat meneraapkan teori dengan kasus nyata asuhan kebidanan pada BBL dengan BBLR menurut Helen Varney.
  1. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan padaa By. Ny ”S”umur 6 hari dengan BBLR diharapkan mahasiswa mampu :

a.       Melakukan pengumpulan data.
b.      Mengidentifikasi diagnosa / masalah.
c.       Mengidentifikasi masalah potensial.
d.      Mengidentifikasi kebutuhan segera.
e.       Merencanakan semua tindakan yang komprehensif.
f.       Melakukan tindakaaaan sesuai rencana.
g.      Mengevaluasi pelaksanaan asuah kebidanan. 

C.    Manfaat
Laporan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan BBLR di Ruang Neonatus RSUD dr. Soewandi, diharapkan bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan proses asuhan kebidanan secara praktis.

D.    Metode Penulisan
Asuhan kebidanan ini disusun pada saat penulis telah melakukan penulisan secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dan dalam situasi yang nyata dan tertuju pada pemecahan masalah dengan metode :
  1. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data bagi buku yang terkait dengan BBLR.
  1. Pemeriksaan Fisik
Yaitu data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
  1. Wawancara dan Observasi
Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab langsung dengan orang tua pasien tentang masalah yang dihadapi juga tentang melakukan observasi terhadap pasien.
  1. Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilkukan untuk membantu menegakkan diagnosa seperti lab, RO, USG.
  1. Dokumentasi
Yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status pasien catatan medikdan data penunjang lain.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    BBLR
  1. Definisi
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan (Departemen Kesehatan RI, pelayanan kesehatan neonatal esensial, 1999).
  1. Penggolaongan BBLR
a.       Bayi kurang bulan (NKB).
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
b.      Bayi cukup bulan (NCB)
Bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu – 42 minggu.
c.       Bayi lebih bulan (NLB)
Bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih.
( Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan, 1998 ; 326 ). 
  1. Penggolongan BBLR
a.       Prematur murni
Bayi lahir dengan umur kehamilan < 37 minggu dan mempunyai berat badan untuk masa kehamilan.
b.      Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan.
1.      NKB – KMK
2.      NCB – KMK
3.      NLB – KMK 
  1. Karakteristik
1.      Prematur murni
-          BB < 2500 gram, lingkar kepala £ 33 cm, lingkar dada < 20 cm
-          Kulit tipis 
2.      Dismaturitas
-          Pre term
Sama dengan bayi prematuritas murni
-          Post term
a.       Kulit pucat, meconium kering
b.      Vernix caseosa tipis dan tidak ada
c.       Jaringan lemak dibawah kulit tipis
d.      Bayi tampak gesit, aktif dan kuat
e.       Tali pusat berwarna kuning, hijau
  1. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor
1.      Faktor ibu
a.       Penyakit ibu
-          Toksemia gravidarum
-          Perdarahan antepartum
-          Trauma fisik dan psikologis
-          Defritis akut
-          DM
    1. Usia ibu
-          Usia < 16 tahun
-          Usia > 35 tahun
-          Multi gravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat
    1. Keadaan sosial ekonomi
-          Golongan sosek rendah
    1. Sebab-sebab lain
-          Ibu perokok
-          Ibu pecandu narkoba
-          Ibu peminum alkohol
2.      Faktor lain
-          Hidramnion
-          Gemeli
-          Kelainan kromosom
3.      Faktor lingkungan
-          Tempat tinggal di dataran tinggi
-          Radiasi
-          Zat-zat beracun
Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan (1998 : 326)
VI.     Komplikasi
1.      Bayi kecil kurang bulan
-      Sindrom gangguan napas
-      Hipotermi
-      Hiperbirubemia
-      Hipoglikemi
-      Perdarahan intrakranial
-      Aspirasi
-      Infeksi
2.      Bayi kecil masa kehamilan
-      Hipotermi
-      Hipoglikemi
-      Infeksi
-      Hiperbilirubenemia
VII.  Penatalaksanaan BBLR
1.      Masalah yang berhubungan dengan BBLR
-      Bentuk tubuh à luas permukaan tubuh lebih luas dibanding berat badan sehingga kehilangan cairan dan panas tubuh
-      Fungsi tubuh belum sempurna
-      Daya tahan tubuh rendah
2.      Tindakan kebidanan
-      Pernafasan harus segera diatasi
-      Pertahankan suhu tubuh
-      Cegah sendiri mungkin penyakit yang timbul
-      Beri nutrisi yang sesuai
-      Cegah infeksi
3.      Pemeriksaan penunjang
-      Analisa gas darah
-      Elektrolit (Natrium dan kalium)
-      Glukosa darah
-      Bilirubin




B.     Ikterus Neonatorum
I.           Definisi
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Hiperbilirubin neonatorum yang diutamakan bilirubin indirek (I) (Mata Kuliah IKA dosen pengajar dr. Soewarsi)
Harga normal : bilirubin dalam darah.
-          Direk (D) < 1,0 mg %
-          Indirek (I) < 2 mg %
Harga patologis : bilirubin dalam darah
-          I   : bayi aterm > 12 mg %
-          I   : bayi prematur > 10 mg %
-          Atau peningkatan kadar 0,2 mg/jam atau 4 mg / hari
II.        Patofisiologis
a.       Pemecahan eritrosit yang berlebihan
b.      Gangguan clearance (transport) metabolisme, gangguan konjugasi
c.       Gangguan ekskresi bersama air
III.     Gambaran Klinik
Ikterus fisiologis
-          Tampak pada hari III – IV
-          Bayi tampak sehat (normal)
-          Kadar < 12 mg %
-          Menghilang paling lambat 10 – 14 hari
-          Tidak adafaktor resiko
-          Sebab : proses fisiologis (berlangsung dalam kondisi fisiologis)
Ikterus patologis :
-          Timbul pada umur < 36 jam
-          Cepat berkembang
-          Bisa disertai anemia
-          Menghilang lebih lama > 2 minggu
-          Ada faktor resiko
-          Dasar : proses patologis
IV.     Penyebab / faktor resiko
a.       Hemolisis / produksi meningkat
-          Golongan darah ibu bayi tidak serasi (Rh, ABO)
-          Hematoma, memar (vacum extraci)
-          Spherositosis kongenital
-          Enzim G6 PD rendah
b.      Gangguan penyakit
-          Albumin rendah (prematur, kurang gizi)
-          Ikatan kompetitif dengan albumin (obat-obatan atau bahan lain)
-          Kemampuan mengikat albumin rendah (osidosis)
c.       Gangguan konjugasi
-          Enzim glukoronil tranferasi belum adekuat (prematur, kongenital)
d.      Gangguan ekskresi
-          Obstruksi saluran empedu (cholestasir)
-          Obstruksi usus (sirkulasi enterohepatik meningkat)
V.        Komplikasi
a.       SSP (Ensefalopati / Kern Ikterus)
Derajat I
-          Lethargi
-          Malas minum
-          Hipotonik
-          Bayi bisa meninggal
Derajat II
-          Respons meningkat (irritable)
-          Tonus meningkat
-          Kejang
-          Hipertermi
Derajat III
-          Bila tertolong bayi tampak normal / asimtomatik
Derajat IV
-          Optistotonus
-          Jangka lama terjadi gejala berupa gangguan motorik, pendengaran (cerebral plasy)
b.      Saluran cerna
-          Diare akibat hiperosmollar dalam usus
VI.     Pengobatan
Prinsip :
a.       Menghilangkan penyebab
b.      Pencegahan peningkatan kadar bilirubin
Cara :
1.      Meningkatkan kerja enzim : phenobarbital 1-2 mg/kg/dose 2 – 3 x/hari (3 hari)
2.      Merubah bilirubin tidak larut dalam air menjadi larut : foro terapi à isomerisasi à diharapkan ekskresi bertambah
3.      Bilirubin darah dibuang : tranfusi darah
VII.  Efek samping pengobatan
Phenobarbital
-          Banyak tidur
Foro terapi :
a.       Segera
-          Suhu tubuh hipertermi / hipotermi
-          Kulit terbakar
-          Inscensible water loss meningkat
-          Evakuasi usus lebih cepat, diarrhea
-          Gelisah (mata ditutup)
b.      Lama
-          Perubahan DNA (jangka panjang)
Tranfusi tukar
1.      Infeksi
2.      Jantung
3.      Sirkulasi hypervolemi /hypovolemi
4.      Elektrolit hypocalcemi
5.      Metabolik
VIII.       Monitor
-          Tanda vital
-          Gejala saraf pusat
-          Hb atau PCU
-          Serum bilirubin
-          Status hidrasi (turgor kulit)
-          Efek samping pengobatan
IX.     Prognosis
-          Tanpa komplikasi, prognosis baik
-          Dengan komplikasi, kurang baik
X.        Pembagian ikterus menurut kramer
1.      Kramer I      :   Sebatas kepala
2.      Kramer II    :   Kepala sampai bawah papilla mamae
3.      Kramer III   :   Kramer I + II dan sampai pertengahan umbilikus dan simpisis
4.      Kramer IV   :   Kramer I + II + III + ekstremitas bawah
5.      Kramer V    :   Sampai seluruh tubuh + telapak tangan + telapak kaki

















BAB II
TINJAUAN KASUS


I.           PENGKAJIAN
MRS                          : 12-4-2006                        Jam : 22.50 WIB
Tanggal pengkajian   : 18-4-2006                        Jam : 20.00 WIB
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
No Register : 2414186
Nama             :   By. Ny. ”S”     Nama orangtua    : Ny. ”S” / Tn. ”A”
Umur             :   6 hari               Umur                   : 21 thn/24 thn
Agama           :   Islam               Agama                 : Islam / Islam
Pendidikan    :   -                       Pekerjaan             : - / Audio mobil
Jenis kelamin :   Laki-laki          Pendidikan          : SLTP / SMU
Alamat          :   Jl. Kapas baru Alamat                 : Jl. Kapas Baru
                          XI A/19                                         XI A/19      
2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayinya tampak lemah dan kecil
3.      Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi lahir laki-laki, tanggal 12 – 4 – 2006 jam : 22.45 WIB lahir spontan K/U lemah, BB : 2100 gram, TB : 48 cm, AS : 7-8 ketuban jernih, dirawat di inkubator.
4.      Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu dan keluarga bayi tidak pernah mendrita penyakit infeksi, penyakit keturunan, penyakit menular dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
5.      Riwayat Neonatal
a.       Prenatal
Hamil yang ke 3, umur kehamilan 8 bulan, ANC rutin di bidan keluhan TM I : mual muntah, TM II : keluhan mual muntah sedikit berkurang 4, TM III : tidak ada keluhan selama hamil ibu tidak pernah minum jamu-jamuan, ibu mendapat tablet tambah darah dan vitamin selama hamil

b.      Natal
Umur kehamilan 8 bulan, pada tanggal 12 – 4 – 2006 lahir bayi laki-laki jam : 22.45 WIB dengan spontan, letak belakang kepala dengan BB : 2100 gram, PB : 48 cm, AS : 7 – 8 ketuban jernih
c.   Post Natal
bayi lahir menangis spontan, AS : 7-8 bayi dirawat di ruang neonatus.
6.      Pola kebisaan sehari-hari
a.       Pola Nutrisi
-          Ibu minum ASI tiap ½ jam
-          Ibu minum PASI ± 20 cc saat pengkajian / sendok
b.      Pola Aktivitas
-          Bayi menangis lemah
-          Bayi bergerak kurang aktif
c.       Pola istirahat / tidur
Bayi tidur
d.      Pola eliminasi
BAB  : ± 4 – 5 x/hari, warna kuning, lembek, bau khas
BAK : ± 5-6 x/hari, warna kuning, jernih, bau khas
e.       Pola personal hygiene
-          Bayi diseka 2x/hari dengan air hangat pagi dan sore
-          Popok diganti setelah BAB / BAK
-          Membersihkan alat genetalia bayi dan anus jika selesai BAB / BAK

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
Kesadaran umum: lemah
Kesadaran           : composmentis
HR                      : 124 x/mnt
Suhu                    : 37,4 0C
RR                       : 35 x/mnt
BB                       : 2100 gram
PB                       : 48 cm
LK                       : 33 cm
LD                       : 32 cm
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala         :   Simetris, rambut tipis dan hitam, UUB belum menutup, tidak ada caput seksedaneum, tidak ada cepal haematom
Muka           :   Tidak oedem, ikterus
Mata            :   Simetris, sklera ikterus, conjungtiva merah muda
Hidung        :   simetris,dada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip
Mulut & gigi:  Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, reflek hisap (+) dan menelan (+)
Leher           :   Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada           :   Simetris, tali pusat basah dan belum lepas, tidak kembung, tidak ada pembesaran hepar
Punggung    :   Simetris, tidak ada kelainan bentuk punggung, tidak ada lesi
Genetalia     :   Laki-laki kedua testis sudah turun dalam skrotum, preputium urethra ada diujung penis, tidak ada kelainan
Anus            :   Berlubang, tidak ada atresia ani
Ekstremitas atas    :   Simetris, tidak ada kelainan gerakan, jumlah jari lengkap, tidak oedem
Ekstremitas bawah:   simetris, tidak ada kelainan gerakan, jumlah jari lengkap, tidak oedem
Integumen             :   Keriput, seluruh tubuh berwarna kuning (ikterus)           
3.      Pertumbuhan dan perkembangan
-          Pertumbuhan
BBL              : 2100 gram
BB sekarang  : 2100 gram
PB                 : 48 cm
LD                 : 32 cm
LK                 : 33 cm
-          Perkembangan
Moro reflek (+)
Grasp reflek (+)
Rooting reflek (+)
Suckling reflek (+)
Swallowing reflek (+)
Babinsky reflek (+)
4.      Terapi
-          Foto terapi (bloe light selama 12 jam)

II.        IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx   :   By. Ny. ”S” umur 6 hari dengan BBLR + ikterus
Ds    :   -
Do   :   -     Bayi lahir spontan pada tanggal 12-4-2006 jam 22.45 WIB
-          KU lemah
-          BB     : 2100 gram
-          PB     : 48 cm
-          LD     : 32 cm
-          LK     : 33 cm
-          Suhu  : 37,4 0C
-          HR    : 124 x/mnt
-          RR     : 35 x/mnt
-          Tali pusat masih basah
-          Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterus pada seluruh tubuh (kramer V)
-          Terpasang foto terapi (blue light)

III.     ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-

IV.     IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-

V.        INTERVENSI
Dx           :   By. Ny. ”S” umur 6 hari dengan BBLR + ikterus
Tujuan     :   Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2x24 jam diharapkan keadaan bayi membaik dan dalam jangka panjang tidak mengalami komplikasi, BB juga bisa meningkat
Kriteria hasil    :   -   Ku : baik
-      Reflek minum baik dan kuat
-      Gerak aktif
-      Bayi tidak ikterus lagi
Intervensi
1.      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan / setelah memegang bayi
R/      Mencegah terjadinya infeksi
2.      Berikan fototerapi
R/      Blue light dapat berfungsi menetralkan kadar bilirubin
3.      Atur posisi sesuai dengan jadwal (mika-miki-terlentang)
R/      Posisi yang berubah-ubah maka efektivitas kerja akan lebih maximal
4.      Observasi TTV
R/      Mengetahui komplikasi sedini mungkin
5.      Ganti popok dan baju bayi setiap kali basah
R/      Menjaga personal hygiene agar tidak mudah terkena infeksi dan mencegah terjadinya hipotermi
6.      Berikan asupan nutrisi yang adekuat (susu formula) dan ASI
R/      Dengan memberikan PASI kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi sehingga kondisi tubuh bayi bisa lebih cepat membaik
7.      Hangatkan bayi
R/      mencegah hipotermi
8.      Rawat tali pusat
R/      Mencegah terjadinya infeksi
9.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/      Dengan terapi yang tepat diharapkan keadaan bayi stabil / membaik
10.  Jelaskan pada keluarga pasien perawatan bayi bila terjadi ikterus (perawatan di rumah)
R/      Penjelasan yang benar akan mengurangi timbulnya resiko ikterus patologis

VI.     IMPLEMENTASI
Dx           :   By. Ny. ”S” umur 6 hari dengan BBLR + ikterus
Tanggal 18 – 4 – 2006 Jam 21.00
1.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
2.      Memberikan foto terapi (blue light)
3.      Mengatur posisi sesuai jadwal (mika)
4.      Mengobservasi TTV
Nadi  : 120 x/mnt
Suhu  : 37,4 0C
RR     : 40 x/mnt
5.      Mengganti popok saat bayi BAK
6.      Memberikan PASI sebanyak ± 20 cc / sendok
7.      Menghangatkan bayi
8.      Menjelaskan pada keluarga pasien perawatan bayi di rumah dengan cara memberikan penerangan sebesar 60 watt pada tempat tidur bayi. Dan setiap pagi diusahakan bayi dijemur diluar rumah biar terkena sinar matahari pagi tanpa pakaian

VII.  EVALUASI
Dx           :   By. Ny. ”S” umur 6 hari dengan BBLR + ikterus
Tanggal   :   20 – 4 – 2006          jam : 12.00 WIB
S      :     -
O     :     -   Ku lemah
-      TTV
Suhu  : 37,3 0C
RR     : 40 x/mnt
HR    : 124 x/mnt
-      Tangis (+)
-      Ikterus (+) berkurang
-      Foto terapi (aff)
A     :     Keadaan umum masih lemah dan ikterus (+) berkurang
P      :     Lanjutkan intervensi di rumah
-          Lakukan teknik aseptik dan antiseptik sebelum dan sesudah merawat bayi
-          Thermoregulasi
-          Berikan pakaian yang hangat dan kering
-          Berikan ASI dan PASI yang adekuat
-          Rawat tali pusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar