BAB I
PENADAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur
kemampuan memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Pemerintah telah mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan dengan
ujung tombak pada Puskesmas-puskesmas pembantu, bidan di desa dengan Polindesnya,
Posyandu, dukun terlatih, dan rumah sakit tipe C yang dilengkapi dengan empat
spesialis.
Adapuan angka kematian ibu di Indonesia sekitar 6 – 8
/ 1000 dan angka perinatal 20 / 1000 persalinan hidup (Ilmu kebidanan, Sarwono,
2002 ; 14)
Perkiraan persalinan sebanyak 5.000.000 orang pertahun, maka jumlah
kematian ibu pertahunsebanyak 20.000 saaampai 22.000 orang.
Sedangkan angka kematian perinatal 28.000 saaampai 30.000 orang setiap
tahun. Kematian ibu dan perinatal ini tertinggi di ASEAN. (Ilmu kebidanan,
Penyakit kandungan daan KB untuk pendidikan bidaan, Ida bagus gede manuba ;1998
; 334).
Penyebab kematian janin dapat dibagi amenjadi 4
golongan yaitu kemaatian sebelum umur hamil 20 minggu, kematian janin antara
umur hamil 20 – 28 minggu, kematian janin setelah umur 28 minggu atau berat
diatas 1000 gram, kematian yang tidak dapat digongkan. (Ilmu kebidanan,
Penyakit kandungandan KB bagi pendidikaan bidan ; 1998 ; 332)
B.
Tujuan
- Tujuan Umum
Dengan dibuatnya laporan asuhan keperawatan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram (BBLR) ini, diharapkan
mahasiswa dapat meneraapkan teori dengan kasus nyata asuhan kebidanan pada BBL
dengan BBLR menurut Helen Varney.
- Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan padaa By. Ny ”S”umur 6 hari dengan
BBLR diharapkan mahasiswa mampu :
a. Melakukan
pengumpulan data.
b. Mengidentifikasi
diagnosa / masalah.
c. Mengidentifikasi
masalah potensial.
d. Mengidentifikasi
kebutuhan segera.
e. Merencanakan
semua tindakan yang komprehensif.
f. Melakukan
tindakaaaan sesuai rencana.
g. Mengevaluasi
pelaksanaan asuah kebidanan.
C.
Manfaat
Laporan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan BBLR di Ruang Neonatus
RSUD dr. Soewandi, diharapkan bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman serta penerapan proses asuhan kebidanan secara praktis.
D.
Metode
Penulisan
Asuhan kebidanan ini disusun pada saat penulis telah melakukan penulisan
secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dan
dalam situasi yang nyata dan tertuju pada pemecahan masalah dengan metode :
- Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data bagi buku yang terkait dengan BBLR.
- Pemeriksaan Fisik
Yaitu data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi.
- Wawancara dan Observasi
Yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab langsung
dengan orang tua pasien tentang masalah yang dihadapi juga tentang melakukan
observasi terhadap pasien.
- Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilkukan untuk membantu menegakkan diagnosa
seperti lab, RO, USG.
- Dokumentasi
Yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada
dalam status pasien catatan medikdan data penunjang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
BBLR
- Definisi
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram tanpa
memandang usia kehamilan (Departemen Kesehatan RI, pelayanan kesehatan neonatal
esensial, 1999).
- Penggolaongan BBLR
a. Bayi
kurang bulan (NKB).
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
b. Bayi
cukup bulan (NCB)
Bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu – 42 minggu.
c. Bayi
lebih bulan (NLB)
Bayi dengan masa kehamilan mulai dari 42 minggu atau lebih.
( Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan, 1998
; 326 ).
- Penggolongan BBLR
a. Prematur
murni
Bayi lahir dengan umur kehamilan < 37 minggu dan mempunyai berat badan
untuk masa kehamilan.
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan.
1. NKB
– KMK
2. NCB
– KMK
3. NLB
– KMK
- Karakteristik
1. Prematur
murni
-
BB < 2500 gram, lingkar kepala £ 33
cm, lingkar dada < 20 cm
-
Kulit tipis
2. Dismaturitas
-
Pre term
Sama dengan bayi prematuritas murni
-
Post term
a. Kulit
pucat, meconium kering
b. Vernix
caseosa tipis dan tidak ada
c. Jaringan
lemak dibawah kulit tipis
d. Bayi
tampak gesit, aktif dan kuat
e. Tali
pusat berwarna kuning, hijau
- Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor
1. Faktor
ibu
a. Penyakit
ibu
-
Toksemia gravidarum
-
Perdarahan antepartum
-
Trauma fisik dan psikologis
-
Defritis akut
-
DM
- Usia ibu
-
Usia < 16 tahun
-
Usia > 35 tahun
-
Multi gravida yang jarak kehamilannya terlalu
dekat
- Keadaan sosial ekonomi
-
Golongan sosek rendah
- Sebab-sebab lain
-
Ibu perokok
-
Ibu pecandu narkoba
-
Ibu peminum alkohol
2. Faktor
lain
-
Hidramnion
-
Gemeli
-
Kelainan kromosom
3. Faktor
lingkungan
-
Tempat tinggal di dataran tinggi
-
Radiasi
-
Zat-zat beracun
Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan (1998 : 326)
VI. Komplikasi
1. Bayi
kecil kurang bulan
- Sindrom
gangguan napas
- Hipotermi
- Hiperbirubemia
- Hipoglikemi
- Perdarahan
intrakranial
- Aspirasi
- Infeksi
2. Bayi
kecil masa kehamilan
- Hipotermi
- Hipoglikemi
- Infeksi
- Hiperbilirubenemia
VII. Penatalaksanaan
BBLR
1. Masalah
yang berhubungan dengan BBLR
- Bentuk
tubuh à
luas permukaan tubuh lebih luas dibanding berat badan sehingga kehilangan cairan
dan panas tubuh
- Fungsi
tubuh belum sempurna
- Daya
tahan tubuh rendah
2. Tindakan
kebidanan
- Pernafasan
harus segera diatasi
- Pertahankan
suhu tubuh
- Cegah
sendiri mungkin penyakit yang timbul
- Beri
nutrisi yang sesuai
- Cegah
infeksi
3. Pemeriksaan
penunjang
- Analisa
gas darah
- Elektrolit
(Natrium dan kalium)
- Glukosa
darah
- Bilirubin
B. Ikterus Neonatorum
I.
Definisi
Ikterus adalah
warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa akibat peningkatan kadar
bilirubin dalam darah. Hiperbilirubin neonatorum yang diutamakan bilirubin
indirek (I) (Mata Kuliah IKA dosen pengajar dr. Soewarsi)
Harga normal : bilirubin dalam darah.
-
Direk (D) < 1,0 mg %
-
Indirek (I) < 2 mg %
Harga patologis : bilirubin dalam darah
-
I : bayi
aterm > 12 mg %
-
I : bayi
prematur > 10 mg %
-
Atau peningkatan kadar 0,2 mg/jam atau 4 mg /
hari
II.
Patofisiologis
a. Pemecahan
eritrosit yang berlebihan
b. Gangguan
clearance (transport) metabolisme, gangguan konjugasi
c. Gangguan
ekskresi bersama air
III. Gambaran
Klinik
Ikterus fisiologis
-
Tampak pada hari III – IV
-
Bayi tampak sehat (normal)
-
Kadar < 12 mg %
-
Menghilang paling lambat 10 – 14 hari
-
Tidak adafaktor resiko
-
Sebab : proses fisiologis (berlangsung dalam
kondisi fisiologis)
Ikterus patologis :
-
Timbul pada umur < 36 jam
-
Cepat berkembang
-
Bisa disertai anemia
-
Menghilang lebih lama > 2 minggu
-
Ada
faktor resiko
-
Dasar : proses patologis
IV. Penyebab
/ faktor resiko
a. Hemolisis
/ produksi meningkat
-
Golongan darah ibu bayi tidak serasi (Rh, ABO)
-
Hematoma, memar (vacum extraci)
-
Spherositosis kongenital
-
Enzim G6 PD rendah
b. Gangguan
penyakit
-
Albumin rendah (prematur, kurang gizi)
-
Ikatan kompetitif dengan albumin (obat-obatan
atau bahan lain)
-
Kemampuan mengikat albumin rendah (osidosis)
c. Gangguan
konjugasi
-
Enzim glukoronil tranferasi belum adekuat
(prematur, kongenital)
d. Gangguan
ekskresi
-
Obstruksi saluran empedu (cholestasir)
-
Obstruksi usus (sirkulasi enterohepatik
meningkat)
V.
Komplikasi
a. SSP
(Ensefalopati / Kern Ikterus)
Derajat I
-
Lethargi
-
Malas minum
-
Hipotonik
-
Bayi bisa meninggal
Derajat II
-
Respons meningkat (irritable)
-
Tonus meningkat
-
Kejang
-
Hipertermi
Derajat III
-
Bila tertolong bayi tampak normal / asimtomatik
Derajat IV
-
Optistotonus
-
Jangka lama terjadi gejala berupa gangguan
motorik, pendengaran (cerebral plasy)
b. Saluran
cerna
-
Diare akibat hiperosmollar dalam usus
VI. Pengobatan
Prinsip :
a. Menghilangkan
penyebab
b. Pencegahan
peningkatan kadar bilirubin
Cara :
1. Meningkatkan
kerja enzim : phenobarbital 1-2 mg/kg/dose 2 – 3 x/hari (3 hari)
2. Merubah
bilirubin tidak larut dalam air menjadi larut : foro terapi à
isomerisasi à
diharapkan ekskresi bertambah
3. Bilirubin
darah dibuang : tranfusi darah
VII. Efek
samping pengobatan
Phenobarbital
-
Banyak tidur
Foro terapi :
a. Segera
-
Suhu tubuh hipertermi / hipotermi
-
Kulit terbakar
-
Inscensible water loss meningkat
-
Evakuasi usus lebih cepat, diarrhea
-
Gelisah (mata ditutup)
b. Lama
-
Perubahan DNA (jangka panjang)
Tranfusi tukar
1. Infeksi
2. Jantung
3. Sirkulasi
hypervolemi /hypovolemi
4. Elektrolit
hypocalcemi
5. Metabolik
VIII. Monitor
-
Tanda vital
-
Gejala saraf pusat
-
Hb atau PCU
-
Serum bilirubin
-
Status hidrasi (turgor kulit)
-
Efek samping pengobatan
IX. Prognosis
-
Tanpa komplikasi, prognosis baik
-
Dengan komplikasi, kurang baik
X.
Pembagian ikterus menurut kramer
1. Kramer
I : Sebatas
kepala
2. Kramer
II : Kepala
sampai bawah papilla mamae
3. Kramer
III : Kramer
I + II dan sampai pertengahan umbilikus dan simpisis
4. Kramer
IV : Kramer
I + II + III + ekstremitas bawah
5. Kramer
V : Sampai
seluruh tubuh + telapak tangan + telapak kaki
BAB II
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
MRS : 12-4-2006 Jam : 22.50 WIB
Tanggal
pengkajian : 18-4-2006 Jam
: 20.00 WIB
A. Data
Subyektif
1. Biodata
No Register :
2414186
Nama : By.
Ny. ”S” Nama orangtua : Ny.
”S” / Tn. ”A”
Umur : 6
hari Umur : 21 thn/24 thn
Agama : Islam Agama : Islam / Islam
Pendidikan : - Pekerjaan : - / Audio mobil
Jenis
kelamin : Laki-laki Pendidikan : SLTP / SMU
Alamat : Jl.
Kapas baru Alamat : Jl. Kapas Baru
XI A/19 XI A/19
2. Keluhan
Utama
Ibu mengatakan
bayinya tampak lemah dan kecil
3. Riwayat
Penyakit Sekarang
Bayi lahir
laki-laki, tanggal 12 – 4 – 2006 jam : 22.45 WIB lahir spontan K/U lemah, BB :
2100 gram, TB : 48 cm, AS : 7-8 ketuban jernih, dirawat di inkubator.
4. Riwayat
Penyakit Keluarga
Ibu dan
keluarga bayi tidak pernah mendrita penyakit infeksi, penyakit keturunan,
penyakit menular dan tidak ada riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat
Neonatal
a. Prenatal
Hamil yang ke
3, umur kehamilan 8 bulan, ANC rutin di bidan keluhan TM I : mual muntah, TM II
: keluhan mual muntah sedikit berkurang 4, TM III : tidak ada keluhan selama
hamil ibu tidak pernah minum jamu-jamuan, ibu mendapat tablet tambah darah dan
vitamin selama hamil
b. Natal
Umur
kehamilan 8 bulan, pada tanggal 12 – 4 – 2006 lahir bayi laki-laki jam : 22.45
WIB dengan spontan, letak belakang kepala dengan BB : 2100 gram, PB : 48 cm, AS
: 7 – 8 ketuban jernih
c. Post Natal
bayi lahir
menangis spontan, AS : 7-8 bayi dirawat di ruang neonatus.
6. Pola
kebisaan sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
-
Ibu minum ASI tiap ½ jam
-
Ibu minum PASI ± 20 cc saat pengkajian /
sendok
b. Pola
Aktivitas
-
Bayi menangis lemah
-
Bayi bergerak kurang aktif
c. Pola
istirahat / tidur
Bayi tidur
d. Pola
eliminasi
BAB : ± 4 – 5 x/hari, warna kuning, lembek, bau khas
BAK : ± 5-6 x/hari, warna kuning, jernih, bau khas
e. Pola
personal hygiene
-
Bayi diseka 2x/hari dengan air hangat pagi dan
sore
-
Popok diganti setelah BAB / BAK
-
Membersihkan alat genetalia bayi dan anus jika
selesai BAB / BAK
B. Data
Obyektif
1. Pemeriksaan
Umum
Kesadaran umum:
lemah
Kesadaran : composmentis
HR : 124 x/mnt
Suhu : 37,4 0C
RR : 35 x/mnt
BB : 2100 gram
PB : 48 cm
LK : 33 cm
LD : 32 cm
2. Pemeriksaan
Fisik
Kepala : Simetris,
rambut tipis dan hitam, UUB belum menutup, tidak ada caput seksedaneum, tidak
ada cepal haematom
Muka : Tidak oedem,
ikterus
Mata : Simetris, sklera
ikterus, conjungtiva merah muda
Hidung : simetris,dada
sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada polip
Mulut & gigi: Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis, reflek hisap (+) dan menelan (+)
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : Simetris, tali
pusat basah dan belum lepas, tidak kembung, tidak ada pembesaran hepar
Punggung : Simetris,
tidak ada kelainan bentuk punggung, tidak ada lesi
Genetalia : Laki-laki
kedua testis sudah turun dalam skrotum, preputium urethra ada diujung penis,
tidak ada kelainan
Anus : Berlubang, tidak
ada atresia ani
Ekstremitas atas : Simetris,
tidak ada kelainan gerakan, jumlah jari lengkap, tidak oedem
Ekstremitas bawah: simetris, tidak ada kelainan gerakan, jumlah
jari lengkap, tidak oedem
Integumen : Keriput,
seluruh tubuh berwarna kuning (ikterus)
3. Pertumbuhan
dan perkembangan
-
Pertumbuhan
BBL : 2100 gram
BB sekarang : 2100 gram
PB : 48 cm
LD : 32 cm
LK : 33 cm
-
Perkembangan
Moro reflek (+)
Grasp reflek (+)
Rooting reflek
(+)
Suckling reflek
(+)
Swallowing
reflek (+)
Babinsky reflek
(+)
4. Terapi
-
Foto terapi (bloe light selama 12 jam)
II.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Dx : By.
Ny. ”S” umur 6 hari dengan BBLR + ikterus
Ds : -
Do : - Bayi
lahir spontan pada tanggal 12-4-2006
jam 22.45 WIB
-
KU lemah
-
BB :
2100 gram
-
PB : 48
cm
-
LD : 32
cm
-
LK : 33
cm
-
Suhu :
37,4 0C
-
HR : 124
x/mnt
-
RR : 35
x/mnt
-
Tali pusat masih basah
-
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterus pada
seluruh tubuh (kramer V)
-
Terpasang foto terapi (blue light)
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
-
IV.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
-
V.
INTERVENSI
Dx : By. Ny. ”S” umur 6
hari dengan BBLR + ikterus
Tujuan : Setelah dilakukan
asuhan kebidanan selama 2x24 jam diharapkan keadaan bayi membaik dan dalam
jangka panjang tidak mengalami komplikasi, BB juga bisa meningkat
Kriteria
hasil : - Ku : baik
- Reflek
minum baik dan kuat
- Gerak
aktif
- Bayi
tidak ikterus lagi
Intervensi
1. Cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan / setelah memegang bayi
R/ Mencegah terjadinya infeksi
2. Berikan
fototerapi
R/ Blue light dapat berfungsi menetralkan
kadar bilirubin
3. Atur
posisi sesuai dengan jadwal (mika-miki-terlentang)
R/ Posisi yang berubah-ubah maka efektivitas
kerja akan lebih maximal
4. Observasi
TTV
R/ Mengetahui komplikasi sedini mungkin
5. Ganti
popok dan baju bayi setiap kali basah
R/ Menjaga personal hygiene agar tidak mudah
terkena infeksi dan mencegah terjadinya hipotermi
6. Berikan
asupan nutrisi yang adekuat (susu formula) dan ASI
R/ Dengan memberikan PASI kebutuhan nutrisi
bayi terpenuhi sehingga kondisi tubuh bayi bisa lebih cepat membaik
7. Hangatkan
bayi
R/ mencegah hipotermi
8. Rawat
tali pusat
R/ Mencegah terjadinya infeksi
9. Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ Dengan terapi yang tepat diharapkan
keadaan bayi stabil / membaik
10. Jelaskan
pada keluarga pasien perawatan bayi bila terjadi ikterus (perawatan di rumah)
R/ Penjelasan yang benar akan mengurangi
timbulnya resiko ikterus patologis
VI.
IMPLEMENTASI
Dx : By. Ny. ”S” umur 6
hari dengan BBLR + ikterus
Tanggal 18 – 4 –
2006 Jam 21.00
1. Mencuci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
2. Memberikan
foto terapi (blue light)
3. Mengatur
posisi sesuai jadwal (mika)
4. Mengobservasi
TTV
Nadi : 120 x/mnt
Suhu : 37,4 0C
RR : 40 x/mnt
5. Mengganti
popok saat bayi BAK
6. Memberikan
PASI sebanyak ±
20 cc / sendok
7. Menghangatkan
bayi
8. Menjelaskan
pada keluarga pasien perawatan bayi di rumah dengan cara memberikan penerangan
sebesar 60 watt pada tempat tidur bayi. Dan setiap pagi diusahakan bayi dijemur
diluar rumah biar terkena sinar matahari pagi tanpa pakaian
VII. EVALUASI
Dx : By. Ny. ”S” umur 6
hari dengan BBLR + ikterus
Tanggal : 20 –
4 – 2006 jam : 12.00 WIB
S : -
O : - Ku lemah
- TTV
Suhu :
37,3 0C
RR :
40 x/mnt
HR :
124 x/mnt
- Tangis
(+)
- Ikterus
(+) berkurang
- Foto
terapi (aff)
A : Keadaan umum masih
lemah dan ikterus (+) berkurang
P : Lanjutkan intervensi
di rumah
-
Lakukan teknik aseptik dan antiseptik sebelum
dan sesudah merawat bayi
-
Thermoregulasi
-
Berikan pakaian yang hangat dan kering
-
Berikan ASI dan PASI yang adekuat
-
Rawat tali pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar