Senin, 29 Juli 2013

Bagaimana melaksanakan Asuhan kebidanan pada Ny “S” P20002 dengan hemorrhage post partum primer karena Placenta Acreta Parsial ?

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Masalah kesehatan maternal dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada Generasi mendatang (DepKes RI, 2002).
Tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 307 / 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003) dan penurunannya yang lambat merupakan salah satu masalah utama yang belum teratasi. Karena salah satu sasaran yang ditetapkan pada tahun 2010 adalah 125 / 100.000 kelahiran hidup. Namun untuk mengatasi masalah ini tidaklah mudah karena faktor yang melatar belakangi kematian ibu dan bayi baru lahir sangat komplek (DepKes RI, 2001). Sedangkan target angka kematian ibu (AKI) di negara maju seperti Inggris adalah 5 / 1000 kelahiran hidup (WHO, 2005).
Seperti telah diketahui bahwa kematian ibu 90 % adalah komplikasi obstetrik, yaitu perdarahan, infeksi, eklampsia, partus lama, komplikasi abortus (DepKes RI, 2004).
Sampai saat ini perdarahan merupakan rangking pertama penyebab kematian ibu.
Perdarahan post partum sering berlangsung sangat banyak dan cepat, renjatan karena perdarahan banyak, segera akan disusul dengan kematian maternal. Oleh karena itu perdarahan post partum harus dapat diatasi secara cepat dan tepat oleh tenaga yang terampil dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai, misalnya pengeluaran placenta secara manual, memberikan obat oksitosin, massase uterus dan pemberian cairan pengganti tranfusi darah (Sarwono, 2005)
Di Kabupaten Jombang AKI tahun 2005 adalah 22 orang, dengan rincian kematian ibu hamil 10 orang, kematian ibu bersalin 5 orang dan kematian ibu nifas 7 orang (Sumber Seksi Kesehatan Keluarga Din.Kes Jombang).
Dari 5 kematian ibu bersalin, 2 (40 %) diantaranya disebabkan oleh perdarahan dan 3 orang ibu bersalin (60%) meninggal karena sebab lain dari persalinan (LB3 KIA Jombang, 2005). Pada periode bulan Januari s/d bulan Maret tercatat 659 ibu bersalin yang dirawat di Ruang Bersalin Bapelkes RSD Jombang dengan jenis persalinan antara lain 390 (56,2 %) ibu melahirkan secara spontan belakang kepala, 149 orang (25,64 %) lahir secara operatif obstetrik, 63 orang (9,08 %) lahir dengan letak sungsang, 52 orang (7,5%) lahir dengan vakum. Sedangkan yang lahir dengan forcep 6 (0,86 %). Dari jumlah 659 ibu melahirkan, 7 orang (3 %) mengalami perdarahan post partum dini, 1 orang ibu (14,3 %) perdarahan post partum karena inversio uteri, 2 orang (28,6 %) perdarahan post partum disebabkan oleh robekan jalan lahir dan 3 orang (42,8 %) disebabkan oleh sisa placenta, serta 1 orang (14,3 %) disebabkan oleh placenta acreta (Sumber buku Register Rawat Inap). Dari tujuh orang ibu melahirkan yang mengalami perdarahan 1 yang meninggal dunia yang disebabkan oleh karena inversio uteri yang merupakan kasus rujukan dari PKM (14,3%).
Meskipun jumlah kejadian placenta acreta sangat kecil, namun membutuhkan penanganan yang cepat, tepat karena dapat mengakibatkan dampak dan masalah yaitu kematian ibu.
Karena dampak dari placenta acreta sangat fatal, maka penulis tertarik untuk menyusun KTI ini dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. “S”dengan Hemorrhage post partum karena Placenta Acreta Parsial di Ruang Bersalin Bapelkes RSD Jombang”.

1.2    Identifikasi Faktor Penyebab Masalah
Faktor penyebab masalah pada kasus Ny. “S” adalah placenta acreta parsial.

1.3    Perumusan Masalah
Dari identifikasi faktor penyebab masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana melaksanakan Asuhan kebidanan pada Ny  “S” P20002 dengan hemorrhage post partum primer karena Placenta Acreta Parsial ?”

1.4    Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan banyaknya faktor penyebab Hemorrhage Post Partum Primer, maka penulis membatasi asuhan kebidanan pada Ny. “S” P20002 dengan hemorrhage  post partum primer karena Placenta Acreta Parsial agar pembahasannya lebih fokus dan terarah disamping terbatasnya waktu, biaya dan tenaga.


1.5    Tujuan Penulisan
1.5.1    Tujuan umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus HPP Primer yang disebabkan oleh placenta acreta parsial.
1.5.2    Tujuan khusus
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” P20002 dengan  hemorrhage post  partum  primer karena Placenta Acreta Parsial penulis diharapkan mampu :
1.    Melakukan pengkajian yaitu mengkaji data subyektif dan data obyektif.
2.    Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
3.    Mengantisipasi masalah potensial.
4.    Mengidentifikasi kebutuhan segera
5.    Merumuskan suatu rencana asuhan kebidanan 
6.    Melaksanakan asuhan kebidanan.
7.    Melakukan evaluasi hasil dari penatalaksanaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar