BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar
Persalinan
2.1.1
Definisi Persalinan
1.
Persalinan adalah : suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus yang melalui vagina ke dunia luar.
(Sarwono, 2005 : 181).
2.
Persalinan adalah : proses pembuka dan menipisnya
serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir ( Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, 2002 : 100).
3.
Kelahiran adalah : Proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melalui jalan lahir (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta, 2002 :
100).
4.
Persalinan dan Kelahiran Normal adalah : Proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu)
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta,
2002 : 100).
5.
Persalinan Normal adalah : Bila bayi lahir dengan
presentasi belakang kepala, tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa
serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang
dari 24 jam (Sarwono, 2005 : 181).
2.1.2
Sebab-sebab mulainya persalinan (Sarwono, 2005 : 181)
Sebab-sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori
yang komplek.
1.
Teori penurunan hormon
Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus.
Menurunnya kadar hormon ini terjadi kira-kira 1 – 2 minggu sebelum partus
dimulai.
2.
Pengaruh Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam
kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat lebih-lebih sewaktu partus.
3.
Placenta Menjadi Tua
Dengan tuanya kehamilan vili
korialis mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron
menurun.
4.
Struktur Uterus
Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin
merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
placenta mengalami degenerasi.
5.
Teori berkurangnya Nutrisi Pada Janin
Bila nutrisi pada janin
berkurang maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.
6. Tekanan pada ganglion sevikale dari
pleksus Frankenhouser yang terletak di belakang serviks, bila ganglion ini
tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
2.1.3
Dengan tindakan, persalinan dapat dimulai (Induction of
labor)
1. Merangsang pleksus Frankenhouser dengan
memasukkan beberapa gagang laminaria dalam kanalis servikalis
2.
Pemecahan ketuban
3.
Penyuntikan oxytocin (drip)
4.
Pemberian prostaglandin
2.1.4
Tanda
dan Gejala Persalinan (APN Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004 : 2.2)
1.
Penipisan dan pembukaan serviks
2.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
3.
Keluarnya lendir dan darah (“Show”) melalui vagina
2.1.5
Fase-fase
dalam kala satu persalinan (APN Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004 :
2.2)
Kala satu persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan
lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi dua fase, yaitu :
1.
Fase laten persalinan
1)
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
2) Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
3)
Biasanya berlangsung hingga 8 jam.
2.
Fase aktif persalinan
1)
Frekuensi dan lama uterus umumnya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat) memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung 40 detik atau lebih.
2)
Serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm biasanya 1 cm atau
lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm).
3)
Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
.
.SILAKAN ORDER KTI KEBIDANAN SMSKONFIRMASI KE085649654913 ADE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar