Senin, 29 Juli 2013

KONSEP KOMUNITAS BY ADE RAMA POLTEKES KEMENKES MALANG

BAB I
PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang
Dalam rangka penerapan mata kuliah kebidanan komunitas, khususnya tentang kesehatan ibu dan anak guna mendapatkan tenaga kesehatan yang profesional yang tidak hanya tahu tentang masalah kesehatan dalam instansi Rumah Sakit tetapi juga yang terjadi di dalam lingkup masyarakat Desa. Karena nantinya para tenaga kesehatan juga akan diterjunkan secara langsung dalam masyarakat.
Untuk itu sangat penting bagi mahasiswa Akademi Kebidanan untuk dapat melakukan kegiatan praktek kerja lapangan yang dapat digunakan sebagai gambaran untuk menghadapi permasalahan secara langsung dalam suatu bentuk praktek nyata bagi mahasiswa untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat dengan berorientasi pada program kerja polindes.
Polindes merupakan wadah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan khusus KIA/KB dan pemberi informasi kesehatan yang bertanggung jawab terhadap wilayah kerjanya dan berperan sebagai ujung tombak dalam pembangunan kesehatan di desa.
Dan dalam peningkatan pelayanan kesehatan berkualitas secara menyeluruh dan merata untuk mewujudkan ”Visi Indonesia Sehat 2010”. Khususnya di wilayah pedesaan, pemerintahan telah mengupayakan pendekatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB dan SKA, maka ditempatkan lah bidan di desa yang bertujuan untuk menurunkan angka kelahiran dan kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi dan balita (AKB)
Agar bayi dan balita sehat juga terhindar dari kematian, maka dilakukan perawatan sejak bayi dalam kandungan dengan melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin. Setelah bayi lahir banyak kemungkinan bayi akan tertular penyakit seperti polio, campak, atau morbili, tetanus, TBC dan hepatitis. Untuk itu pemberian kekebalan atau zat imun  kedalam tubuh yang lebih kita kenal dengan imunisasi sangatlah penting guna merangsang tubuh untuk menghasilkan antibody dan respon imun seluler yang dapat melindungi tubuh terhadap agen infeksi. Sebab beberapa penyakit tersebut tidak dapat dianggap remeh.
Campak juga merupakan salah satu penyebab kematian bagi bayi dan balita. Campak atau morbili merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan dapat dengan mudah ditularkan pada orang lain melalui udara.
Gejala dari penderita campak adalah terdapatnya bercak merah, demam, batuk dan pilek, apabila tidak segera diobati akan menyebabkan komplikasi yaitu akan terjadi radang otak, radang paru, radang kandung kencing dan menurunnya keadaan gizi anak.
Sedangkan pada ibu hamil yang menderita campak pada usia kehamilan 1 sampai 2 bulan dapat terjadi abortus atau melahirkan seorang anak dengan berat badan lahir rendah, lahir mati, anak dengan cacat bawaan atau anak yang lahir kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.
Ibu yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili atau campak akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai usia 4-6 bulan dan setelah usia tersebut kekebalan akan berkurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Sebagai upaya penanggulangan, dianjurkan pada para ibu untuk memberikan imunisasi campak pada usia 9 bulan pada usia ini bayi tidak menghasilkan antibody.

1.2    Tujuan
1.    Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan manajemen Kebidanan Varney dalam memecahkan masalah pada balita dengan imunisasi campak serta mendapatkan pengalaman nyata dan teori yang diperoleh dalam melestarikan asuhan kebidanan.

2.    Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi ”E” dengan imunisasi campak diharapkan mahasiswa dapat :
a.    Melakukan pengkajian data
b.    Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c.    Mengidentifikasi masalah potensial
d.    Mengidentifikasi kebutuhan segera
e.    Perencanaan suatu tindakan komprehensif
f.    Melaksanakan tindakan sesuai rencana
g.    Mengevaluasi tindakan Asuhan Kebidanan

1.3    Manfaat
Penulisan Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para tenaga kesehatan khususnya pada bidan dan mahasiswa Akademi Kebidanan untuk mengidentifikasi acuan dalam memberikan Asuhan kepada bayi dengan imunisasi campak.

1.4    Uraian Kegiatan
Penulisan Asuhan Kebidanan pada bayi ”E” dengan imunisasi campak di desa Kendal Sari, kecamatan Sumobito pada tanggal 17 Maret 2006 melalui :
-    Wawancara langsung dengan keluarga pasien
-    Studi dokumentasi data KMS catatan klien
-    Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik









BAB II
LANDASAN TEORI


2.1    Konsep Komunitas
1.    Pengertian
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Koetjaningrat, th 1990)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada sebagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi), dengan batas – batas tertentu dimana yang lebih besar dari anggota – anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya. (Soerdjono Soekamto, 1982)
Masyarakat adalah sekelompok manusia mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat – sifat saling tergantungnya pembagian kerja dan kebudayaan bersama (Mac liaver, 1957)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan terpikir tentang dirinya sebagai satu, kesatuan social dengan batas – batas tertentu (Linton, 1936)

2.    Ciri – ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a.    Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
Di dalam masyarakat terjadi interaksi social yang merupakan hubungan social yang menyangkut hubungan antar perseorangan, antar kelompok – kelompok maupun antar perseorangan dengan kelompok. Untuk terjadinya interaksi social harus memiliki dua syarat, yaitu kontak social dan komunitas.
b.    Menempati wilayah dengan batas – batas tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu menurut suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang lingkup yang terkecil RT/RW, Dusun, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan bahkan Negara.
c.    Saling tergantung satu dengan yang lain
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Tiap – tiap anggota masyarakat mempunyai ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan profesi masing – masing. Mereka hidup saling melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam kehidupannya.
d.    Memiliki adat istiadat tertentu/kebudayaan
Adat istiadat dan kebudayaan dicipta untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompok – kelompok yang ada di masyarakat apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencaharian, sistem kekerabatan.
e.    Memiliki identitas masalah
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenal oleh anggota masyarakat lainnya. Hal ini penting untuk menopang kehidupan dalam bermasyarakat yang lebih kuat. Identitas kelompok dapat berupa lambang – lambang bahasa, pakaian, simbol – simbol tertentu dari perumahan, benda – benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang, senjata tajam, kepercayaan dan sebagainya.

3.    Type – type masyarakat
Menurut Gilin and Gilin lembaga masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.    Dilihat dari sudut perkembangannya
1.    Cresive institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya yang menyangkut : lembaga utang piutang yang secara tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama, dan seterusnya.
2.    Enacted institution
Lembaga kemasyarakatan yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya yang menyangkut ; lembaga untuk piutang, lembaga perdagangan, pertanian, pendidikan yang kesemua berakar kepada kebiasaan – kebiasaan dalam masyarakat.
Pengalaman – pengalaman dalam melaksanakan kebiasaan – kebiasaan disistemativasi, yang kemudian dituangkan kedalam lembaga – lembaga.
b.    Dari sudut sistem nilai yang diterima oleh masyarakat
1.    Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tat tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah – sekolah yang dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2.    Subsidiary Institution
Lembaga – lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting karena untuk memenuhi kegiatan – kegiatan tertentu saja. Misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/wisuda bersama dan sebagainya
c.    Dari sudut penerimaan masyarakat
1.    Approved/social sanctioned institution
Adalah lembaga yang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi, dan sebagainya

2.    Unsanctioned Institution
Adalah lembaga – lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat walaupun kadang – kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, pemeras, gelandangan dan pengemis.
d.    Dari sudut penyebarannya
1.    General Institution
Adalah lembaga masyarakat berdasarkan atas factor penyebarannya. Misalnya agama karena dikenal hampir semua masyarakat dunia
2.    Restrited Institution
Adalah lembaga – lembaga yang dianut oleh masyarakat tertentu saja. Budha banyak dianut oleh Muangthai, Vietnam, Kristen, Khatolik banyak dianut oleh masyarakat Italia, Perancis, Roma, Islam banyak dianut oleh masyarakat Arab
e.    Dari sudut fungsi
1.    Operatif Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola – pola/tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan seperti lembaga Industri
2.    Regulatif Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat istiadat/tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.

4.    Ciri – cirinya Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur social dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi menjadi 3 kategori :
1.    Masyarakat Desa
Ciri – cirinya :
a.    Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
b.    Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai organisasi social
c.    Percaya kepada kekuatan gaib
d.    Tingkat buta huruf relatif tinggi
e.    Perilaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap orang
f.    Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan ketrampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya
g.    Sistem ekonomis sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dipasaran untuk memenuhi kebutuhan. Dan uang berperan sangat terbatas
h.    Semangat gotong – royong dalam bidang social dan ekonomi
2.    Masyarakat Madya
Ciri – cirinya :
a.    Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan mulai mengendor
b.    Adat istiadat masih dihormati, dan disikapi masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar
c.    Timbul rasionalitas pada cara berfikir, sehingga kepercayaan terhadap kekuatan – kekuatan gaib mulai kurang dan akan timbul apabila telah kehabisan akal
d.    Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah
e.    Tingkat buta huruf sudah mulai menurun
f.    Hukum tertulis mulai mandampingi hukum tidak tertulis
g.    Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah kepada produksi pasaran, sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin meningkat penggunaannya
h.    Gotong – royong tradisional tinggal untuk keperluan social dikalangan keluarga dan tetangga. Dan kegiatan umum lainnya didasarkan upah.
3.    Ciri – ciri masyarakat modern
a.    Hubungan antar manusia dihubungkan akan kepentingan – kepentingan pribadi
b.    Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dalam suasana saling pengaruh mempengaruhi
c.    Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
d.    Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga – lembaga ketrampilan dan kejuruan

5.    Ciri – ciri Masyarakat sehat
a.    Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b.    Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
c.    Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan meningkatkan mutu lingkungan hidup
d.    Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi masyarakat
e.    Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

6.    Indikator Ciri Masyarakat Sehat
Menurut WHO beberapa indicator dari masyarakat sehat adalah :
a.    Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi :
1.    Indikator komprehensif
-    Angka kematian kasar menurun
-    Rasio angka mortalitas prosional rendah
-    Umur harapan hidup rendah
2.    Indikator Spesifik
-    Angka kematian ibu dan anak rendah
-    Angka kematian karena penyakit menular menurun
-    Angka kelahiran menurun
b.    Indikator pelayanan kesehatan
1.    Rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2.    Distribusi tenaga kesehatan merata
3.    Informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur dirumah sakit, fasilitas kesehatan lain, dan sebagainya
4.    Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, Puskesmas, rumah berhasil, dan sebagainya

7.    Masalah – masalah kesehatan dalam masyarakat, Indonesia
a.    Jenis masalah
1.    Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98 %)
2.    Tingginya angka kematian ibu dan anak
a.    Angka kematian ibu (420 per 100.000 penduduk)
b.    Angka kematian bayi (52 per 10.000 penduduk)
c.    Angka kematian balita (84 per 1.000 penduduk)
3.    Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular diantaranya adalah :
a.    Penyakit infeksi usus
b.    Tuberkolusis
c.    Demam berdarah
d.    ISPA
e.    Infeksi saluran nafas bawah
4.    Meningkatnya angka kematian penyakit, tidak menular diantaranya adalah :
a.    Penyakit jantung
b.    Neoplasma
c.    Penyakit karena cidera
d.    Penyakit gangguan mental
5.    Masalah kesehatan lingkungan
a.    Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai
b.    Baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air bersih dan fasilitas kesehatan lingkungan
c.    Pembinaan program peningkatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan
b.    Penyebab masalah
1.    Faktor sosial ekonomi
2.    Gaya hidup dan perilaku masyarakat
3.    Lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan

2.2    Konsep keluarga
a.    Pengertian
Pengertian adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil, dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan – ikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk. (Dep. Kes. RI, 1993)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep/ Kes. RI, 1993)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing – masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicion G. Bailon dan Maglaya)
Dari ketiga batasan di atas ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :
    Unit terkecil masyarakat
    Terdiri dari dua orang atau lebih
    Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
    Hidup dalam satu rumah tangga
    Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
    Berinteraksi satu sama lain
    Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing – masing
    Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan
b.    Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada bermacam – macam diantaranya adalah :
1.    Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
2.    Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.    Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4.    Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah ayah
5.    Keluarga kawasan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga adanya hubungan dengan suatu atau istri

Ciri – ciri struktur keluarga – Anderson Carter
-    Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
-    Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan fungsi dan tugasnya masing – masing
-    Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing – masing
c.    Tipe / Bentuk keluarga
1.    Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak – anak
2.    Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3.    Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu kaluarga inti
4.    Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
5.    Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6.    Keluarga Kabitas (Kahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extende family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.
d.    Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
1.    Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah
2.    Matrikal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
3.    Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
e.    Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu alam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.    Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2.    Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pangasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dari keluarganya
3.    Peranan Anak : Anak – anak melaksanakan peranan psiko-sosial dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial spiritual. (uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam Perawatan Anak)
f.    Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1.    Fungsi Biologis
-    Untuk meneruskan keturunan
-    Memelihara dan membesarkan anak
-    Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
-    Memelihara dan merawat anggota keluarga
2.    Fungsi Psikologis
-    Memberikan kasih sayang dan rasa aman
-    Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
-    Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
-    Memberikan identitas keluarga
3.    Fungsi Sosialisasi
-    Membina sosialisasi pada anak
-    Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkatan perkembangan anak
-    Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
4.    Fungsi Ekonomi
-    Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
-    Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
-    Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak – anak, jaminan hari tua dan sebagainya
5.    Fungsi Pendidikan
-    Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
-    Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
-    Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya

Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1.    Fungsi pendidikan. Dalam hal ini mini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti
2.    Fungsi sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi inti adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
3.    Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan – tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
4.    Fungsi perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instituitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota – anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
5.    Fungsi religius. Tugas keluarga dalam tugas ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini
6.    Fungsi ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber – sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi – fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga
7.    Fungsi rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing – masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing – masing dan sebagainya.
8.    Fungsi biologis. Tugas keluarga yang terutama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah :
1.    Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2.    Asuh, adalah menuju kebutuhan pemelihara dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3.    Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
g.    Tahap – tahap Kehidupan Keluarga
Tahap – tahap Kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1.    Tahap pembentukan keluarga ; tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga
2.     Tahap menjelang kelahiran anak ; tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat – saat yang sangat dinantikan
3.    Tahap menghadapi bayi ; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orang tuanya. Dan kondisinya masih sangat lemah
4.    Tahap menghadapi anak prasekolah ; pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma – norma kehidupan, norma – norma agama, norma – norma sosial budaya dan sebagainya
5.    Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur, megontrol tugas – tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6.    Tahap menghadapi anak remaja ; tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam tahap ini akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan
7.    Tahap melepaskan anak kemasyarakat ; setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam hal ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga
8.    Tahap berdua kembali ; setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri – sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress
9.    Tahap masa tua ; tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini
h.    Tugas – tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1.    Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2.    Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga
3.    Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing – masing
4.    Sosialisasi antar anggota keluarga
5.    Pengaturan jumlah anggota keluarga
6.    Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7.    Penempatan anggota – anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8.    Membangkitkan semangat para anggota keluarga
i.    Ciri – ciri Keluarga
1.    Diikat dalam suatu tali perkawinan
2.    Ada hubungan darah
3.    Ada ikatan batin
4.    Ada tanggung jawab masing – masing anggotanya
5.    Ada pengambilan keputusan
6.    Kerjasama diantara anggota keluarga
7.    Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8.    Tinggal dalam suatu rumah
j.    Ciri – ciri Keluarga Indonesia
1.    Suami sebagai pengambilan keputusan
2.    Merupakan suatu pengambilan keputusan
3.    Berbentuk monogram
4.    Bertanggung jawab
5.    Pengambilan keputusan
6.    Meneruskan nilai – nilai budaya bangsa
7.    Ikatan kekeluargaan yang erat
8.    Mempunyai semangat gotong - royong
k.    Pola Kehidupan Indonesia
1.    Daerah Pedesaan
-    Tradisional
-    Agraris
-    Tenang
-    Sederhana
-    Akrab
-    Menghormati orang tua
2.    Daerah Perkotaan
-    Dinamis
-    Rasional
-    Konsumtif
-    Demokratis
-    Individual
-    Terlibat dalam kehidupan politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar